By: dwitasari
Kamu selalu mengajariku mengais-ngais masalalu
Memaksaku untuk kembali menyentuh kenangan
Terdampar dalam bayang-bayang yang kau purat secara sengaja
Seakan-akan sosokmu nyata
Menjelma menjadi pahlawan kesiangan yang merusak kebahagiaan
Dalam kenangan, kau seret aku perlahan menuju masa yang harusnya
aku lupakan
Hingga aku kelelahan, hingga aku sadar bahwa aku sedang di
permainkan
Inikah caramu menyakitiku, inikah caramu mencabik-cabik
perasaanku
Apa dengan melihat tangisku itu berarti bahagia buatmu
Apa dengan menorehkan
luka dihatiku,,berarti kemenangan bagimu
Siapa aku dimatamu, hingga begitu sulit kau melepaskanku
dari jeratanmu
Apakah boneka kecilmu ini dilarang untuk bahagia
Apakah wayang yang sering kau mainkan ini dilarang untuk
mencari kebebasan
Mengapa kau selalu perlakukan aku seperti mainan
Kapan kau ajari aku kebebasan
Ajari aku caranya
melupakan
Meniadakan segala kecemasan
Meniadakan segala kenangan
Nyatanya derai air mataku hanya disebabkan olehmu
Ajari aku caranya melupakan
Sehinnga aku lupa caranya menangis, sehingga aku lupa
caranya meratap
Karena aku selalu kenal air mata
Aku hanya ingin tertawa, sehingga hati aku mati rasa akan
luka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar